
Saudara teman-temanku yang berbahagia. Setelah mendengar khotbah yang luar biasa dari pendeta Jose Carol tentang “Go And Sin No More!” Itu merupakan perkataan Yesus ketika memberi pengampunan kepada wanita yang berzinah yang seharusnya dihukum rajam (dilempari oleh batu sampai mati), tetapi dengan kasih karunia, Yesus berkata kepada orang2 farisi. “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” Maka semuanya pergi dan tidak ada satupun yang tinggal.
Baik kembali ke konteks mengampuni dan mengasihi. Kemudian apa bedanya memberikan pengampunan (Forgive) dan memberikan kasih karunia (Grace)?
Memberikan pengampunan itu bicara soal melepaskan seseorang dari tanggung jawabnya atas apa yang dilakukannya terhadap dan kepada kamu. Jadi kalau kamu mengampuni seseorang kalau kamu melepaskan pengampunan kepada seseorang, kamu sedang melepaskan tanggung jawabnya atas apa yang dilakukan kepada dan terhadap kamu. Dapatkan itu? You got it? Oke aku coba biarkan itu mendarat ke pikiran teman sebentar…
Nah kalau kamu memberikan kasih karunia itu jauh lebih dalam maknanya, itu bukan hanya sekedar mengampuni. Jadi memberikan kasih karunia adalah memberikan pengampunan ditambah ini, yaitu juga berdiri diposisi orang tersebut untuk menanggung segala konsekuensi dan kesalahan yang dilakukannya terhadap semua orang, itulah memberikan kasih karunia. Got it?
Maka dari itu jelas pada akhirnya Memberikan kasih karunia lebih dari pengampunan. Dengan kasih karunia kamu ikut mengingatkan dan membantu agar orang yang melakukan kesalahan itu tidak mengulangi kesalahan tersebut.
Itulah yang Tuhan berikan kepada kita yaitu kasih karunia. Tuhan mengampuni dosa kita, tidak hanya itu Ia juga menyertai kita agar tidak melakukan kesalahan yang sama. Bila kasih karunia bersamamu maka kamu tentunya tidak akan mengulangi perbuatan berdosamu.
Tapi sayangnya kita sering menyianyiakan kasih karunia yang Tuhan berikan kepada kita dengan melakukan kesalahan yang berulang-ulang lagi. Ketika kita sadar itu salah tapi tetap dilakukan. Kita merasa save by God dan kembali mengulangi kesalahan kembali. Itu berarti kita tidak mengerti dari betapa dalamnya kasih karunia yang Tuhan berikan kepada kita.
Orang farisi yang disebutkan diawal adalah orang-orang yang sangat taat hukum taurat yang diberikan melalui Musa, dimana kita tadi ketahui bersama orang yang berzinah harus dihukum mati rajam. Tapi Yesus mengampuni perempuan tersebut. Orang farisi merespon pada saat itu kita dapat membayangkan mereka akan mengatakan “That’s not fair!” Tapi itu adalah bentuk dari iri hati oleh orang farisi. Mereka juga orang berdosa dan mereka tidaklah ingat atau mungkin tidak mau ingat mereka juga harus ‘dilempar batu’. Dengan kakunya mereka memahami bahwa hidup itu hanya dengan mematuhi hukum saja. Maka mereka tidak dapat memberikan dahsyatya kasih karunia kepada orang lain yang dapat memerdekakan dan membebaskan kehidupan.
Musa berikan hukum tapi Tuhan berikan kasih karunia beserta kebenaran. Jika kita tidak hidup dalam kebenaran maka kita akan menyianyiakan kasih karunia. Akibatnya kasih karunia yang berharga itu yang kita terima menjadi murahan.
Itu sebabnya banyak orang yang hidup dalam kasih karunia gerah melihat banyak orang yang jatuh dan bangun tidak sadar menyianyiakan kasih karunia yang Tuhan berikan. Tapi aku mau beritahukan ke kamu memaksakan hukum tidak akan membuat mereka menyadari kesia-siaan hidup mereka. Mereka akan sadar kesia-siaan hidup mereka kalau kebenaran itu datang untuk memerdekakan mereka.
Di gereja pun sama, kalau hanya peraturan saja yang diterapkan. Peraturan tidak cukup untuk bisa membebaskan kehidupan seseorang. Bisa mengerti apa yang aku maksudkan. Diskors, dihukum…dll.
Jika kasih karunia engkau sadari dalam hidupmu, kamu tidak akan menjadi orang yang prejudice atau dalam bahasa Arab suudzon. Jika kamu menjadi orang yang demikian maka kamu tidak akan bisa menjadi orang yang memberikan kasih karunia yang dunia sekitar butuhkan. Yang orang tuamu butuhkan. Yang keluargamu butuhkan. Yang kampusmu butuhkan.
Jadilah orang yang yang cheerful kepada orang yang berdosa tapi tetap tidak berkompromi terhadap dosa. Sadarilah kita adalah orang yang berdosa juga. So pergi dan bagikan kasih karuniamu.
No comments:
Post a Comment